Tatajuran ka Asih, Wujud Cinta Lingkungan di Milangkala Saung Kopi Hawwu ke-5
KUNINGAN — Dalam semangat menjaga keseimbangan alam sekaligus mempererat harmoni antarwarga, Saung Kopi Hawwu bersama desa dan kelurahan penyangga wilayah Cipari melaksanakan kegiatan “Menanam Bersama dalam Rangka Tatajuran ka Asih”, Jumat (17/10/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari perayaan Milangkala Saung Kopi Hawwu yang ke-5, sekaligus wujud nyata dari nilai Tatajuran ka Asih — sebuah filosofi Sunda yang mengajak manusia untuk kembali menyatu dengan kasih alam, menjaga bumi, serta memelihara hubungan harmonis antara manusia dan lingkungannya.
Melalui aksi menanam pohon ini, Saung Kopi Hawwu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran ekologis, memperkuat gotong royong, serta menanamkan rasa cinta terhadap alam sebagai warisan bagi generasi mendatang.
Ketua Yayasan Hobar Budaya Nusantara, Indra Wiguna, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar menanam pohon, tetapi menanam nilai kehidupan.
"Kami ingin mengembalikan semangat gotong royong dan rasa asih terhadap bumi. Menanam bukan hanya soal pohon tumbuh, tapi bagaimana hati kita ikut berakar di tanah yang kita rawat bersama,” ujar Indra dengan penuh makna.
Kegiatan Tatajuran ka Asih ini melibatkan masyarakat, perangkat desa, komunitas pemuda, hingga tokoh adat yang bersama-sama menanam berbagai jenis pohon lokal bernilai ekologis dan budaya — simbol kehidupan dan keberlanjutan lingkungan di kaki Gunung Ciremai.
Sementara itu, Plt. Lurah Cipari, Elin Errislinda, menyambut positif kegiatan penanaman pohon yang digelar di wilayah kerjanya. Menurutnya, kegiatan ini sangat relevan dengan upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif Saung Kopi Hawwu dan seluruh pihak yang terlibat. Penanaman pohon ini bukan hanya memperindah lingkungan, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang bagi keseimbangan alam dan kualitas hidup warga Cipari,” ungkap Elin.
Ia juga berharap kegiatan seperti ini dapat berlanjut dan menjadi agenda rutin lintas komunitas, agar semangat cinta lingkungan semakin tumbuh di tengah masyarakat.
Melalui Tatajuran ka Asih, Saung Kopi Hawwu ingin meneguhkan kembali hubungan manusia dengan alam — bahwa merawat bumi bukan sekadar tanggung jawab, melainkan bentuk rasa syukur dan kasih terhadap kehidupan. (/red)

